Histori

 


Editor : Hernie Setyowatie, SE (menik1234@yahoo.com)


Pengelola

Periode

Jabatan

Pengelola

1992-1997

Ketua Pengelola Minat

Prof dr Makmuri Muchlas SpKJ, PhD (alm)

 

Pengelola Akademik

dr. Hari Kusnanto Josef SU, MPH, DrPH

dr. Sunartini SpAK, PhD (sejak 1993)

 

Pengelola Keuangan dan Pengembangan

dr. Laksono Trisnantoro MSc, PhD

1998-2000

Ketua Pengelola Minat

Prof dr Makmuri Muchlas SpKJ, PhD (alm)

 

Pengelola Akademik

dr. Sunartini SpAK, PhD (sejak 1993)

 

Asisten Akademik

Sri Werdati SKM, MKes (sejak 1999)

 

Pengelola Kemahasiswaan dan Pengembangan

dr. Laksono Trisnantoro MSc, PhD

dr. Adi Utarini MSc, MPH (sejak 1999)

 

Asisten Kemahasiswaan

Drg. Julita Hendrartini MKes (sejak 1999)

 

Pengelola Keuangan

dr. Hari Kusnanto Josef SU, MPH, DrPH

2000-2002

Ketua Pengelola Minat

dr. Sunartini SpAK, PhD

 

Pengelola Akademik

dr. Adi Utarini MSc, MPH

 

Asisten Akademik

Sri Werdati SKM, MKes

dr. Andreasta Meliala DiPlPH, MKes (sejak 2002)

 

Pengelola Kemahasiswaan

Drg. Julita Hendrartini MKes

Sri Werdati SKM MKes (sejak 2001)

 

Pengelola Keuangan

dr. Hari Kusnanto Josef SU, MPH, DrPH

Dr. dr. H. Boy S. Sabarguna MARS (sejak 2001)

2003-2010

Ketua Pengelola Minat

dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD

 

Pengelola Akademik

dr. Andreasta Meliala DiPlPH, MKes

 

Pengelola Keuangan

Agastya SE, MBA, MPM

2010-2012

Ketua Pengelola Minat

Prof. dr. Adi Utarini, MSc., MPH., PhD

Kurikulum dan Hak Paten

Pada awal pendirian MMR, kurikulum S2 dikembangkan dengan merujuk kurikulum manajemen bisnis pada umumnya. Substansi pembelajaran yang spesifik rumah sakit dikembangkan melalui studi kasus rumah sakit, diskusi dengan praktisi manajemen rumahsakit, serta keterlibatan pimpinan rumahsakit dalam proses pembelajaran.

Dengan semakin berkembangnya kebijakan dan manajemen rumah sakit di Indonesia, kegiatan konsultasi di bidang manajemen rumah sakit (yang kemudian menjadi cikal bakal Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan, institusi yang terpisah dari S2 MMR), pengembangan kurikulumpun menjadi semakin dinamis.

Pada tahun 2005, pemikiran mengenai kurikulum manajemen yang dirancang spesifik untuk rumah sakit mulai dieksplorasi. Pemikiran tersebut banyak dipengaruhi oleh Mintzberg (2004) dalam bukunya “Managers not MBA” dan kerangka kerja perbaikan mutu oleh Berwick (2002). Bernaung di bawah FK UGM yang tidak berhenti melakukan inovasi pendidikan juga memberikan dorongan yang positif bagi MMR-UGM untuk melakukan inovasi proses pembelajaran.

Hasilnya berupa sebuah kurikulum manajemen rumah sakit yang integrasi dalam model blok pembelajaran yang terorganisasi menjadi blok pengantar, diikuti dengan 6 blok pembelajaran. Kurikulum terintegrasi ini diterapkan sejak tahun 2006 dan membawa banyak perubahan dalam kompetensi lulusan, cara komunikasi antar dosen, sistem penilaian blok hingga pengelolaan blok pembelajaran. Dukungan dana dari WHO Alliance for Health Policy and Systems Research (tahun 2004-2006) menjadi bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum tersebut. Dua tahun kemudian (2008) kurikulum ini resmi memperoleh hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (tanggal 12 Oktober 2010, dengan nomor: C00200800942).

Program Pembelajaran 

Sejak awal dimulainya MMR, proses pembelajaran telah memasukan berbagai strategi pembelajaran: diskusi kelompok, seminar, metode kasus, praktek magang di rumah sakit, dan penelitian. Mahasiswa ditantang untuk menyelesaikan persoalan di rumahsakit menggunakan kerangka teori tertentu. Program pembelajaran regular-intensif menjadi titik tolak program pembelajaran.

Kebutuhan manajemen rumahsakit yang semakin meningkat disertai dengan keterbatasan waktu bagi direksi/manajer rumahsakit untuk meninggalkan tempat bekerja, membuka peluang bagi MMR untuk membuka kelas eksekutif (non regular atau sekarang menjadi program paruh waktu). Program ini diselenggarakan setiap hari Jum’at dan Sabtu. Akan tetapi program ini belum sepenuhnya menjangkau pengembangan sumber daya manusia di rumah sakit yang letaknya sangat jauh dari pusat-pusat pendidikan. Berkat lampu hijau dari rektorat pada saat itu, tahun 1996-1997 telah dilakukan ujicoba pembelajaran jarak jauh atau dikenal dengan e-learning (bukan kelas jauh), dengan memanfaatkan berbagai teknologi komunikasi e-mail, mailing-list, real time chatting dan teleconference secara optimal. Pada saat ini, web-based GaMel (Gadjah Mada E-Learning), Skype, audiostreaming memperkaya teknologi yang digunakan. Inovasi lain yang dilakukan MMR pada tahun 1996 adalah pembukaan kelas di Jakarta dengan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan. Pada saat ini kelas Jakarta dikembangkan menjadi kelas e-learning dengan pengayaan tatap muka di Jakarta.

 

 

 

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*