Blok 2: The Service

Koordinator: dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH., DrPH dan dr. Hanevi Djasri, MARS

Setelah memahami patient experience pada blok 1 dan blok 2 membahas bagaimana respons rumahsakit, baik pihak manajemen dan pihak penyedia pelayanan pada lini depan (mikrosistem), dalam mengelola pengalaman pasien tersebut. Respons lini depan pemberi pelayanan di rumahsakit tentunya memfokuskan pada kebutuhan dan harapan pasien, mengupayakan pelayanan yang aman melalui kajian terhadap permasalahan yang ada pada tingkat mikrosistem dan mengupayakan intervensi dan perbaikan untuk memenuhi apa kebutuhan dan harapan pasien.
Sistem mikro, tidak hanya membahas aspek manajerial dari sistem mikro itu sendiri, tetapi juga pelayanan klinis, oleh karenanya konsep clinical governance merupakan pokok bahasan utama. Risiko klinis pada sistem mikro akan dikenali, dianalisis, diperbaiki, dikendalikan, dan dipantau secara terus menerus dengan berbagai upaya pengelolaan dan perbaikan mutu melalui penetapan sasaran, indikator dan pengukuran mutu, merancang dan memperbaiki sistem pelayanan, dan pengendalian mutu secara periodik.

Pendekatan epidemiologi digunakan dalam mengidentifikasi dan mengendalikan risiko klinis pada sistem mikro. Clinical guideline yang diterjemahkan secara operasional dalam bentuk prosedur-prosedur klinis maupun clinical care pathway dan case management, yang diikuti dengan kegiatan surveilans merupakan upaya untuk memperbaiki sistem mikro pelayanan klinis.
Pelayanan klinis di rumahsakit sangat tergantung pada pelayanan keperawatan. Kolaborasi antar perawat dan dengan petugas kesehatan yang lain merupakan salah satu faktor kritikal dalam mengupayakan keselamatan pasien. Integrasi dan koordinasi pelayanan klinis dapat diwujudkan melalui pengembangan sistem pelayanan keperawatan yang tepat dengan memperhatikan sumber daya yang ada dan rencana pengembangan ke depan. Pengembangan tim dan kerjasama serta kepemimpinan klinis perlu dilakukan untuk mendukung kesinambungan pelayanan.
Sistem mikro tidak akan dapat berjalan dengan optimal jika tidak didukung oleh sistem informasi rumahsakit, perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berperilaku profesional, beretika, serta logistik dam pembiayaan yang memadai.

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*